Rasa ini yang Berdoa
Selamat malam, embun
yang mungkin masih bersandar di atas sana bersama bintang.
Selamat malam, bulan
yang terkadang bosan bermain bersama langit malam.
Malam ini, aku akan
kembali bercerita.
Baru saja aku melihat
buku merah jambu itu, ada sekitar tiga halaman di dalamnya tentang kamu.
Membacanya kembali dan aku diam.
Ternyata
aku telah mencintaimu jauh dari waktu yang aku sadari saat ini.
Ternyata beberapa
puisi yang aku tulis dengan judul “Yang
Baru?” adalah benar aku tujukan untuk kamu.
Ternyata aku menulis
semua hal tentang kamu, kebiasaan kamu, kesukaan kamu, kamu, dari yang terindah
sampai yang terburuk.
Tersenyum dan aku malu.
Kenapa begitu tidak
pekanya aku dengan rasa ini. Rasa yang diam-diam menempati seluruh ruang hati
ini. Harusnya aku menghadang rasa atau bahkan menggalakkan diriku sejak awal. “Ini
bukan rasa yang tepat untuk dia!” atau “Kamu bukan bagian dari
orang-orang spesialnya!” atau bahkan “Harusnya kamu sadar bahwa kamu hanyalah
kamu!”.
Maha
Cinta telah membiarkan rasa ini mengarah kepadaku dan cinta telah menjadi
bagian darinya.
Sesuatu yang pernah
aku sesali adalah memiliki rasa ini, rasa yang harusnya tidak aku tujukan
untukmu.
Aku
menyayangimu, namun harusnya tidak dengan rasa ini.
Maaf...
Sekarang aku belajar
untuk tidak pernah menyesali semua.
Aku belajar bagaimana
jika rasa ini berhadapan dengan waktu, waktu dimana ada aku dan kamu.
Kamu, tolong jangan
pernah takut atau bimbang.
Aku mengenal dalam
rasa ini.
Ternyata
dia tidak menuntut balas apapun dari kamu, dia hanya berusaha menuntun cintaku
untuk menuju kamu dengan tulus tanpa ego memiliki.
Rasa ini menitip doa
untukmu di setiap sujud. Entah mengapa, yang jelas rasa ini hanya meminta
kepada-Nya agar aku masih bisa melihatmu tersenyum dan terjaga oleh-Nya. Dan
meminta agar sesekali waktu bersama aku dan kamu sebelum jarak lagi-lagi
berperan.
Mungkin,
mengeja namamu di setiap doa adalah cara terbaikku untuk mencintaimu dalam diam.
Sekarang sesal tidak
lagi bersamaku.
Bersama
rasa ini, aku melihat diam ke arahmu, membisikkan cinta dan aku bahagia.
No comments:
Post a Comment