Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Thursday, January 30, 2014

Masih Hujan Tahun Lalu

Surat yang ke...
Aku percaya bahwa Maha Cinta tidak pernah bosan mendengarkan ini.

Berpura Demi Rasa



4 Desember 2013

Memperhatikan senyum dan tawamu

Terangkul waktu dan canda

Hujan tahun lalu

Kamu,

Aku tidak akan pernah bosan untuk berpura demi rasa ini

Bagaimanapun dirimu tetap spesial

Berapapun butir sakit itu, aku masih memiliki bahagia seperti ini

Senyum ya, aku baik saja

Jangan menengok ke arahku!

Aku mencintaimu!

Begitu saja



-Hai, rasa yang merindu

Penghuni Kota Rindu

Pelangi Setengah Lingkaran



Januari 2014

Pagi ini, aku di antar pelangi untuk pulang menengokmu

Menuju kota yang memiliki banyak rindu

Aku salah besar untuk harapan indah atas nama pelangi pagi

Kamu, aku dan rasa yang dulu tidak lagi bersama dalam sebuah kisah

Aku memang insan yang tidak pernah berhasil meninggalkanmu secara sempurna

Dan aku bukan sosok sempurna yang kamu inginkan dan butuhkan, lagi...

Detik dan detak ini,

Semoga hati ini telah sepenuhnya sadar untuk tidak berharap atas nama kembali

Semoga hati ini merelakanmu memiliki bahagia jauh dari bahagia milikku

Semoga kamu dan aku suatu hari diberikan waktu untuk sekedar bertukar rindu

Beberapa lebih membutuhkan warnamu daripada aku

Aku tidak pernah menutup pintu hati untuk kata kembali

Dan aku juga tidak pernah memaksa bahagia apapun untuk bisa kumiliki lagi

Ada bahagia yang sama spesial atau lebih spesial di suatu waktu

Titip cinta yang dahulu, ya



-Dengan rindu sungguh aku ingin sejenak saja mengenangmu

Tahun ke-18 dan Yogyakarta

Tulisan yang tertunda lebih dari satu bulan. Semoga tidak ada pernah kata kadaluwarsa untuk setiap tulisan.

“Happy Birthday, Hany!”



Suatu hal yang paling misterius di dunia ini adalah waktu. Kita tidak pernah mengerti kapan, bagaimana dan untuk apa waktu berpihak kepada kita. Soal pelukan, pelukan yang unik adalah pelukan waktu. Pada saat kita merasa terkekang oleh waktu, waktu seperti sengaja memperlambat setiap detik yang dimiliki. Ketika kita berada dalam pelukannya, merasakan kenyamanannya, waktu justru mengajak kita untuk berlari cepat, seolah-olah kita tidak boleh berlama merasakan bahagia dalam peluknya. Kita tidak bisa memilih salah satunya, kita justru harus melewati semuanya. Menjalani hidup dan tetap berada dalam jalanNya hingga saatnya kita sampai pada ujung waktu kita masing-masing. Peluk lah waktu hingga waktu memelukmu, peluk lah dengan doa dan usahamu.

Untuk Allah SWT Maha Pemilik Waktu di setiap detak dan detiknya, aku tidak pernah bosan dan tidak pantas bosan untuk bersyukur untuk hidup yang luar biasa ini. Kau, Maha Pemilik Bahagia selalu memiliki cara yang terbaik dari semua yang terbaik untuk memberi bahagia. Kau, Maha Pemilik Segalanya yang telah membiarkan malaikat-malaikatnya menemaniku di setiap waktu. Maaf, aku hanya hambaMu yang belum sempurna menjalani apa yang Kau perintahkan.

Untuk Ibu dan Bapak yang memiliki cara mereka sendiri untuk membuatku sedih, marah dan bahagia. Aku mengerti tidak akan ada niat buruk sekecil apapun dalam hatimu untuk anak tunggalmu ini. Aku berjanji bahwa saat ini aku sedang berusaha menjawab semua doamu dengan segala kehendakNya. Semoga sehat selalu bersama kalian, Ibu dan Bapak. Maaf, aku belum menjadi anak yang kalian inginkan dan banggakan.

Untuk kalian teman terbaik, kalian lebih dari sekedar sahabat atau saudara. Aku selalu takut untuk membayangkan hidup tanpa kalian. Banyak sekali air mata, senyum dan tawaku yang bersumber pada kalian. Aku ingin kalian percaya bahwa aku tidak pernah ingin berhenti melakukan yang terbaik untuk kalian yang terbaik. Terima kasih untuk obat yang berwujud peluk, senyum dan tawa. Maaf, aku yang masih memiliki salah dan belum bisa menjadi malaikat kecil kalian.


Selasa, 24 Desember 2013.
Hari ini tepat 18 tahun aku hidup bersama segala ciptaNya. Tahun demi tahun aku melewati tanggal ini. Memang tidak selalu ada kue ulang tahun, hadiah istimewa atau perayaan lainnya, namun Allah selalu memiliki cara lain untuk bisa membuatku bahagia, bahagia yang istimewa. Dan untuk Yogyakarta, untuk pertama kalinya aku berada dalam pelukanmu di tanggal istimewa ini, kamu telah membuatku lebih dari sekedar bahagia yang biasa. Terima kasih untuk udara dan suasana spesial yang tidak pernah habis. Kamu lebih dari sekedar istimewa, Yogyakarta.


Setiap doa, ucapan dan harapan dari kalian itu spesial. Terima kasih untuk bahagianya!

























KALIAN SPESIAL, MAAF KALAU NGGAK SEMUANYA KE SCREENSHOT, TERIMA KASIH BANYAK!