Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Monday, March 24, 2014

H-21 Ujian Nasional



Hai, anak kelas dua belas SMA!

UN atau Ujian Nasional tinggal menghitung hari lagi, mudah-mudahan sih materinya segera siap sebelum hari H nanti. Ngomong-ngomong ujian nasional yang identik dengan kesibukan belajar, kita pasti kehilangan beberapa kegiatan yang kita suka. Seolah-olah Time is Knowledge. Waktu yang harusnya untuk main, sekarang harus direlakan untuk belajar. Bahkan, waktu untuk tidur aja jadi waktu untuk belajar. Mata berkantung, tekanan darah rendah, wajah lesu, UKS di sekolah penuh kelas XII, dan yang paling sering didengar “H-sekian UN nih”. Dihadapi dengan Ujian Praktek, Ujian Sekolah dan Try Out yang datang berduru-duru itu sangat amat repot. Beberapa bulan yang lalu masih bisa main setelah pulang sekolah sampai sore. Sekarang? Pikir berkali-kali deh untuk main. Tulisan kali ini sih cuma pengen curhat aja kalau aku lagi kangen sama hal-hal yang dulu biasanya dilakukan tanpa kepikiran “belajar”.


TEMPAT

Perpustakaan kota. Di kelas XI, perpustakaan kota jadi tempat yang paling pas untuk baca buku, cari ketenangan, dan inspirasi. Beberapa hari lalu aku lewat perpustakaan dan ternyata ada beberapa renovasi di halamannya. Ah, jadi nggak sabar untuk baca buku di sana lagi.

Djendelo. Tempat ini punya banyak cerita, dari mulai nonton stand up comedy, ketemu comic-comic kece, ketemu penyiar favorit, punya teman baru sampai masalah baru juga. Selain punya cerita, Djendelo juga punya coklat panas yang bikin kangen banget. Djendelo adalah tempat yang paling pas untuk buat puisi cinta *tsah...


HIBURAN

Stand up comedy. Rasanya kangen banget nonton show stand up comedy secara live lagi. Boro-boro show, open mic yang biasanya di Djendelo aja nggak pernah lagi. Terakhir datang ke show stand up adalah Illucinati-nya Koh Ernest bulan Desember kalau nggak salah. Duh, harus sabar banget ya. Walaupun nggak bisa nonton live, SUCI4 nggak pernah terlewatkan setiap malam jumat.

Kos-kosan Gayam. Geronimo di malam Jumat itu memang nggak ada duanya! Gara-gara belajar jadi sering ketinggalan dan terlupakan untuk Kos-kosan Gayam ini.


HOBI

Buku. Setiap hari selalu sama buku pelajaran dan buku les, buku fiksi dan non fiksi udah ngantri dari beberapa bulan yang lalu untuk dilahap. Beberapa kali ke toko buku diakhiri pulang dengan tangan kosong karena nggak mungkin beli buku, godaan untuk bacanya itu kuat. Memang, buku itu kebahagiaan yang sederhana untuk sebagian orang.

Jalan-jalan. Kelas XI, teman-teman sering ngajak ke pantai, ke bukit atau ke tempat terselubung di Jogja lainnya. Sekarang? Semua itu masih jadi wacana untuk hari-hari setelah UN nanti.


KEBIASAAN

Media sosial. Sebenarnya sih ini bukan hobi, ya cuma untuk perbandingan aja sih. Dulu sebelum sibuk belajar, Twitter itu setiap hari, BB nggak pernah off, dan Wifi selalu terpancar di rumah. Sekarang? Ansosmed. Untung saja aku bukan tipe orang yang bergantung dengan media sosial untuk sosialisasi.

Blog. Nah ini, banyak banget yang mau di-post, mulai dari kisah Hamlet, puisinya Ophelia yang aku buat sama Laras, beberapa surat, dll. Selama ini kok bisa? Tapi ya namanya juga kebiasaan, curi-curi waktu untuk di depan laptop sebentar masih bisa sih hehehe.

Urusan cinta? Duh, lagi nggak punya waktu *halah.


Mungkin itu beberapa kebahagiaan yang sedang pergi. Di luar sana mungkin banyak dari mereka masih bisa mengatur waktu untuk melakukan hobi. Mau gimanapun harus tetap bahagia, usaha dan belajar bersama teman-teman terbaik di detik-detik perpisahan itu jauh lebih berharga. Sabar dulu, sukses membutuhkan waktu dan proses.


Beberapa tips dan semoga bermanfaat:

-Jangan lupa jaga kesehatan dan jangan memaksakan diri untuk belajar sampai lupa istirahat
-Mempersiapkan mental (jangan pesimis)
-Manajemen waktu mengerjakan soal UN
-Latihan berbagai macam tipe soal
-Jangan sepelekan pelajaran Bahasa Indonesia
-Jangan hanya menghapal rumus
-Jangan malas mencari soal atau apapun yang berhubungan dengan UN dan SBMPTN di internet, banyak banget loh
-Jangan sia-siakan fasilitas bimbel bagi yang mengikuti bimbel
-Jangan malu tanya sama teman yang lebih pintar
-Setelah UN jangan langsung santai, ingat SBMPTN
-Setelah UN tetap tawakal berdoa ya
-Meminta maaf jika memiliki kesalahan
-PALING PENTING! Minta doa restu dan minta maaf sama orang tua atas segala kesalahan



Mohon doa restu untuk SNMPTN ke Universitas Brawijaya ya!

Selamat belajar, semua!

Saturday, March 22, 2014

Kamu



Jika saja,

jika aku bisa mengatur waktu, aku akan kembali ke detik dimana pertama kali aku mencintaimu dan terus mengingatnya,

jika aku bisa mengungkapkan rahasia, aku akan bercerita sejak awal mencintaimu hingga aku merelakanmu,

jika aku bisa memperjuangkan ambisi, aku akan terus berlari bersama rasa untuk bisa berada tepat di sampingmu,

jika aku bisa menatap senyum yang begitu tenang,

jika,

jika aku bisa merasakan peluk yang begitu hangat,

jika,

jika aku bisa memilikimu utuh,


jika.


itu kamu,

kamu yang telah mengajariku untuk mencintai seseorang dengan cara yang berbeda,

kamu yang selalu saja menjadi alasan mengapa aku tidak pernah lelah menulis soal rasa,

kamu yang masih saja spesial dan begitu sulit untuk dinomorduakan,

kamu yang pada akhirnya menyadarkanku bahwa mencintai tidak selalu berujung memiliki.



Tidak akan ada,

tidak akan ada detik yang enggan aku curi untuk bisa memperhatikan sosokmu,

tidak akan ada hujan yang bisa menghentikan aku untuk mengemas rasa berwujud tulisan,

tidak akan ada seorangpun yang bisa melarang aku untuk menulis tentang kamu,

tidak akan ada,

kecuali kamu.


Jika saja, itu kamu. Tidak akan ada, kecuali kamu.

Wednesday, March 12, 2014

Menulis Kesedihan dengan Senyuman

Kesedihan


Entah harus bahagia atau takut jika hidup beratus-ratus tahun lamanya. Aku memang merasakan bahagia tapi sedih juga sering menemani setiap harinya. Aku tidak terlalu paham dengan  dunia psikologi, sedih yang dirasakan itu murni dari faktor di luar diriku atau malah dari diri dan sugestiku sendiri. Sakit hati, bertengkar dengan ibu, berselisih paham dengan orang tua, masalah dengan sahabat, merasa tidak memiliki siapa-siapa, atau merasakan sakit. Siapa yang tidak akan sedih bila merasakannya? Namun aku percaya setiap orang memiliki detiknya masing-masing untuk bisa bahagia atau bersedih.


Siapa orang yang peling bersedih di dunia ini?
Mereka yang tidak bisa bersekolah dan tidak menikmati masa-masanya?
Mereka yang tidak bisa merasakan cukup setiap harinya?
Mereka yang tidak bisa lepas dari kemiskinan dan kekurangan?
Mereka yang hidup sebatang kara, sendiri, dan sepi?
Mereka yang mengidap kanker, menjalani kemoterapi, dan kehilangan rambut indahnya?
Mereka yang mengidap tumor ganas dan hidup dalam penderitaan?
Mereka yang buta dan tidak bisa melihat indahnya semesta?
Mereka yang tuli dan tidak bisa mendengar bunyi-bunyi semesta?
Mereka yang lumpuh dan tidak bisa berlari dan bermain sendiri?
Mereka yang tidak memiliki tangan dan tidak menulis sendiri kata-kata indahnya?


Beberapa detik membuatku sangat sedih,

Kehilangan seorang perempuan yang menjadi panutan hidupku, seseorang yang bisa menjadi ibu yang galak, seseorang yang bisa menjadi sahabat, seseorang yang bisa menjadi guru terbaikku, dan dia lah yang aku panggil dengan sebutan Iyi atau Mbah Yi. Di waktu kecil Iyi menyayangi cucu-cunya melebihi kasih sayang ke anak-anaknya. Beliau yang selalu mengingatkan aku untuk menjalani 5 waktu, yang meyakiniku bahwa aku akan mendapat ranking 3 besar sewaktu SD, yang mengajakku untuk menemaninya belanja, mengambil pensiunan, memarahiku jika telat pulang dan meninggalkan kewajibanku. Keberadaannya adalah hal yang paling indah, lebih dari memiliki pacar yang sangat baik sekalipun. Tuhan menyayanginya dan memilihnya lebih dulu untuk di atas sana, bersama suami tercintanya. Beliau memang pergi tapi aku selalu merasakan kehadirannya yang memelukku dengan kasih sayang seperti dulu.

Meninggalkan Jakarta dan mereka yang aku sayang. Keputusan yang terlalu cepat dan tidak berpikir panjang. Jauh dari sahabat dan seseorang yang spesial. Dia yang memberi segala yang baru dan indah, dia yang harus aku tinggalkan di kotanya, dan dia yang pada akhirnya harus aku relakan untuk menjalani hidupnya tanpa aku, aku sebagai seseorang yang di hatinya. Mereka memang terlalu indah untuk aku tinggalkan.

Di Yogyakarta ini, aku belajar dan aku bersyukur. Yogyakarta membuat keluarga kecilku ini semakin saling mengerti satu sama lain. Mengajari dan menyadariku bahwa mendapatkan indah harus melewati banyak rintangan. Mengenali beberapa orang yang memberikan banyak pengalaman dan pelajaran hidup. Menemukan banyak arti cinta dan mengajakku untuk menulis tentangnya, menghargai setiap detik di setiap detaknya, mendekatkan aku kepada Sang Penentu, dan pada akhirnya Yogyakarta lah yang membuatku mengenal lebih dekat dengan hidup, hidup yang sesungguhnya.


Kesedihan yang begitu sakit tidak akan betah menempati seseorang yang mengenal dekat apa arti hidup. Aku memiliki banyak harta di hidup ini berupa orang-orang yang begitu aku sayang, seperti Ibu, Bapak, Mama, Bapak Ais, semua om dan tante, Ais, Fira, Nanda, Nindi, sepupu lainnya, sahabat-sahabatku di Jakarta, Kak Rahma, sahabat-sahabatku di Jogja dan banyak lagi yang nggak bisa aku sebutin semua. Memiliki mereka yang begitu berharga, menonton film Surat Kecil untuk Tuhan, melihat berita remaja yang meninggal, memiliki salah satu sahabat SD yang lebih dulu dipeluk Tuhan, dan memutuskan pindah ke luar kota telah membuat aku sadar bahwa kesedihan sesungguhnya adalah ketika aku harus meninggalkan semua yang sangat berarti di hidupku.



Membiarkan kesedihan bersamamu tidak akan pernah membuatmu bersyukur atas anugerahNya di setiap hembusan nafas.

Sunday, March 9, 2014

Karena Cinta tidak Menghapus Bahagia



Untuk cinta yang baru saja menciptakan senyum, apa kabar?

Sedikit bercerita di tengah kesibukan tahun 2014 ini. Mengisi kesepian blog ini beberapa bulan belakangan.


Beberapa waktu aku bertukar cerita dengan seorang kakak yang membuat tangan ini menulis beberapa kata (lagi-lagi) tentang cinta.

Benar sekali, cinta memang tidak pernah kehabisan kata untuk dibicarakan, cinta tidak pernah kehabisan makna untuk diungkapkan, cinta tidak pernah kehabisan rasa untuk bisa disadari, dan cinta memang tidak pernah ada habisnya!


Jatuh itu sakit. Lalu bagaimana dengan jatuh cinta?

Jatuh cinta itu sakit? Apa iya bisa dibenarkan?

Mungkin sakit yang dirasa bukan berasal dari cinta, melainkan dari sugesti diri dan ketulusan yang belum bulat sempurna.

Apa yang dimaksud?

Di saat kita memulai untuk mencintai seseorang tentu perasaan bahagia akan memenuhi seluruh sudut, rongga, bahkan celah kecil di dalam diri kita. Lalu, ketika kita menghadapi kenyataan yang buruk akan cinta, tentu kecewa dan sakit melahap habis semua bahagia yang tercipta begitu saja. Disini lah sugesti diri kita berperan untuk menjadi pemilih. Terlarut bersama sakit dalam perjalanan waktu atau menyediakan tempat untuk bahagia yang baru.

Mengapa tidak menciptakan bahagia?

Tentu, Pencipta Bahagia yang Sempurna adalah Tuhan seorang. Untuk apa menciptakan bahagia semu, dalam arti bersusah-payah menciptakan bahagia yang sebenarnya kehabisan tempat di diri kita.

Merelakan kepergian, meninggalkan kenangan, dan menghancurkan harapan adalah hulu dari sakit dan kecewa.

Jangan memusuhi... Mereka juga lah yang pada akhirnya menciptakan muara untuk bahagia yang baru dan berarti.


Ketulusan yang tidak sempurna.

Awal mencintai adalah memberikan senyum dan bahagia. Pastikan itu adalah tujuan utama yang tidak pernah bisa diubah. Karena ketika ketulusan selalu bersama kata cinta, ia akan selalu memiliki kata rela demi kebahagiaan orang yang dicintai.


Untuk seseorang yang baru saja meninggalkan,

Dia bukan seseorang yang salah ataupun pelaku dari sakit hati kita. Mungkin kita hanya tidak berada dalam satu persimpangan makna cinta.

Memaksakan itu lebih sakit daripada merelakan, bukan?


Untuk siapa saja yang membaca tulisan ini, jangan pernah membiarkan sakit dan kecewamu memenuhi seluruh tempat bahagiamu. Di dekatmu bahkan yang jauh darimu sekalipun, mungkin saja akan menjadi perantara Tuhan untuk memenuhi kotak bahagiamu.

Jatuh cinta itu lucu. Terkadang membuat kita terlena dan kekanak-kanakan, tapi terkadang juga membuat kita dewasa di beberapa hal.


“Aku telah menyediakan tempat untuk bahagia yang kamu berikan untukku. Iya, kamu yang mengenalkanku lebih dekat dengan Mahacinta.”


Dengan kamu mengenal lebih dekat apa arti dari cinta, kamu akan memaknai lebih dalam apa arti dari bahagia.


Monday, March 3, 2014

Tidak untuk Tergantikan

Mencuri Waktu




Waktu, ijinkan aku mencuri beberapa dari kamu untuk menulis rasa ini...


Untuk hujan di bulan Februari,

Di suatu detik kamu membuatku hangat bersama seseorang yang baru saja datang di kehidupanku

Kamu yang membuatku tersenyum ketika kamu datang bersamaan dengan angin di jantung kota istimewa ini

Kamu yang membuatku terjaga didekatnya menyusuri setiap sudut kota ini

Kamu yang membawaku menikmati manisnya coklat dan bagian utara kota ini lagi

Aku boleh rindu dengan datangnya seseorang yang memperlakukan aku spesial?

Sekarang, dia datang bersama dengan cerita yang baru

Dia tidak seperti yang sebelumnya, jauh, teramat jauh, dia berbeda

Entah persisnya dia itu seperti apa di mataku

Beberapa perbedaan itu membuatku kagum, namun terkadang ada yang membuatku meragu akan rasa yang ingin aku bangun ini

Lebihnya lagi, dia yang dulu tentu belum sepenuhnya aku singkirkan, mungkin karena dia itu teramat spesial dan memang dia adalah seseorang yang tidak untuk tergantikan

 "Mengapa begitu sulit untuk melupakanmu? Mengapa sesulit aku menyadari cinta yang dulu aku berikan untukmu? Mengapa aku seperti menipu perasaanku sendiri untuk meyakinkanmu bahwa aku benar-benar meninggalkanmu? Mengapa tidak sedikitpun kamu mengerti? Mungkin kalimat "aku mencintaimu" itu terlalu berarti remeh di matamu? Yang tidak pernah kamu tau adalah bagaimana usahaku dan sakitku menyadari kalimat itu, yang tidak pernah kamu ingin mengerti sedikitpun. Aku tidak pantas dan tidak sepatutnya mengatakan itu, maafkan aku untuk semua surat yang kutulis untukmu, aku tidak mengerti lagi bagaimana aku menunjukkan rasa ini yang tidak mungkin aku pendam sendirian, yang mungkin membuatku cepat atau lambat sakit dan akhirnya mati rasa. Detik-detik perpisahan ini akan membawa kita ke muara yang lebih jelas dan semoga tidak ada lagi tanya antara kita. Aku salah karena aku yang mencintaimu. Cinta tidak pernah salah, aku yang awalnya berharap. Cinta tidak pernah lelah, aku yang mudah menyerah. Cinta tidak pernah lemah, aku yang tidak cukup memiliki kuat. Maaf, aku menyayangimu..."