Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Friday, April 25, 2014

Surat untuk Ibu dan Bapak

Selamat membaca, kamu yang sedang ingin melukis rindu di atas kanvas bernama ‘pelukan’.


Adalah awal yang paling membingungkan membuat surat apalagi puisi untuk kalian, Bu, Pak.

Aku, putri tunggal kalian terlalu banyak memikul gengsi untuk memeluk kalian, dari pelukan  yang berwujud deretan puisi sampai pelukan yang nyata.

Bukan, bukannya aku malas untuk merangkai satu per satu kata untuk menguraikan sosok kalian.

Bukan pula aku yang tidak memiliki waktu untuk menggenggam pensil dan menulisnya di dalam buku biru muda puisiku.

Aku terlena oleh cinta-cinta lain yang sebenarnya semu.

Yang sebenarnya tidak tepat untuk aku memujanya begitu dalam.

Yang aku jadikan inspirasi untuk menulis surat atau puisi cinta.

Yang menguras imajinasiku dan menempati banyak sudut di kalam hati ini.



Benar, Bu, Pak.

Aku tidak sadar bahwa begitu dekatnya jarak kita, begitu banyak waktu yang kita miliki, begitu banyak topik hangat untuk kita bicarakan yang seharusnya bisa kita lahap dengan rakus, habis.

Mungkin Ibu yang terlalu gemar berkomentar dan menyalahkan apapun yang aku kerjakan.

Mungkin Bapak yang terlalu acuh dengan apa yang aku perjuangkan selama ini.

Aku yang tidak cukup berusaha menggantungkan bingkai bahagia di hati kalian dan bersyukur memiliki kalian. 


Aku melewati banyak sekali detik dan detak yang seharusnya bisa aku curi untuk membahagiakan kalian.

Sejak Ibu yang masih memiliki pipi tembam dan kencang, hingga kini yang sudah berubah menjadi sedikit keriput.

Sejak Bapak yang selalu menjadi orang terkuat di keluarga kecil ini, hingga kini telah menjadi yang terlemah di antara kita.


Hal yang tidak kalian ketahui dan yang akan membuat kalian sakit adalah bahwa aku pernah memiliki rasa iri kepada keluarga lain, Bu, Pak.

Ada beberapa hal yang mungkin tidak aku dapatkan dari kalian, yang membuatku seperti nelangsa tidak memilikinya.

Tapi mungkin harusnya aku menampar diriku sendiri atau bahkan melemparkan cermin ke arahku sendiri, hingga kepingan cermin itu menyobek naluriku agar diriku sadar.

Kalian selalu berusaha, menyakiti diri kalian, hingga mempertaruhkan hidup hanya untuk memenuhi kotak bahagia yang aku miliki, hanya milikku, bukan milik kalian.

Kalian selalu mengeja namaku setiap kalian berhadapan dengan Yang Mahacinta, nama yang diiringi doa paling tulus di seluruh semesta ini.

Kalian selalu menikmati sendiri luka yang aku ciptakan, mengabaikannya, melupakannya, dan menyayangiku lagi seperti biasanya.

Jauh seperti aku yang terkadang begitu lama memiliki keluh hingga tega menyakiti sumber cinta tulus milik kalian, hati kalian.


Maafkan aku, Bu, Pak.

Maafkan aku putri tunggal kalian, Bu, Pak.

Maafkan aku, anak kalian masih jauh dari kata baik untuk kalian, Bu, Pak.


Sekarang, mungkin saatnya untuk aku menunjukkan kepada banyak orang bahwa aku berterima kasih, menunjukkan cinta dan sayangku kepada kalian, yang sebenarnya begitu besar dan dalam.

Terima kasih untuk Ibu yang tidak pernah lelah menegurku, mencintaiku dengan amarah, dan yang selalu mengkhawatirkanku. Semoga Ibu selalu bersayapkan kekuatan untuk mengurusi suami dan anakmu.

Terima kasih untuk Bapak yang tidak pernah lelah mencari bekal bahagia keluarga kecil kita dan untuk kepercayaan yang bapak berikan, yang tidak diberikan ke putri tunggal lainnya. Semoga Bapak bisa menjadi yang terkuat lagi.


Mungkin suratku tidak bisa sepuitis surat yang aku tulis untuk seseorang yang aku cintai.

Mungkin juga aku tidak cukup pandai memilih diksi yang tepat dan hangat.

Namun, ini lah yang paling memiliki jujur dan kasih sayang.


Terima kasih @ladangsandiwara sudah mengajak aku untuk membuat surat ini. Cepat atau lambat aku akan memberikannya kepada mereka, sebelum sesal datang berkunjung.


Semoga rindumu bisa segera kamu lukiskan untuk mereka. Salam untuk mereka yang kamu rindukan..


-Putri tunggal yang gengsi

Sajak Pendek ketika Menulis tentangmu

22 April 2014

Di ujung detik yang tersisa

Aku biarkan tanganku memeluk ujung pensil

Aku bekukan waktu untuk membayangkanmu

Aku letakkan satu per satu kata di atas kertas

Aku suruh paksa semesta untuk tidak melarangku

Aku hidupkan harapan untuk bisa memilikimu

Aku buka lagi kenangan kita yang telah kukemas rapi

Aku tutup lagi
Aku matikan lagi
Aku hentikan
Aku cairkan
Aku sadar
Aku hanya mampu menghidupkan cinta dalam tulisan, cinta yang tak mampu berdiam dalam hatimu


Di ujung detik yang tersisa

Aku bertahan

Sajak Pendek tentang Rintihan

22 April 2014

Aku merintih kepada waktu
Agar memberikan sebagian darinya untuk harapan semu milikku

Aku merintih kepada ruang mimpi
Agar aku dapat menghidupkan cinta yang kutujukan untukmu di dalamnya lagi

Aku merintih kepada pagi
Agar aku dapat bertemu embun cinta yang sempat pergi

Aku merintih kepada senja
Agar aku masih dapat bercerita cinta dengannya manja

Aku merintih kepada malam
Agar aku bertahan mencintaimu dalam kelam

Wednesday, April 23, 2014

Yang Istimewa Untuk Yang Pertama

Ini versi puitisnya...
Pertama

Sengaja aku berikan sentuhan lagu yang menggambarkan perasaanku saat ini untuk kalian, James Morrison – I Won’t Let You Go

Tanggal 23 untuk 23 orang yang memiliki banyak arti

Sebelum kalian membaca seperti apa memori kalian untukku, aku mengucapkan banyak terima kasih untuk berbagai rasa dan warna yang kalian berikan setiap harinya. Banyak sekali kebaikan dan pelajaran yang aku dapatkan dari kalian semua. Terima kasih untuk perubahan yang kalian berikan, untuk sentuhan manis di kota ini. Aku berharap kita dapat saling memaafkan dan mendoakan. Di suatu detik, kita akan bertemu lagi menggenggam kebahagiaan yang telah kita dapatkan masing-masing, dengan cerita yang berbeda, dan dengan kedewasaan yang berbeda. Selamat membuka pintu masa depan, selamat meneruskan perjalanan, dan selamat menginjak masa dewasa. Aku sayang kalian...

Aku adalah orang yang beruntung pernah dalam pelukan kalian, kalian yang pertama, Sebelas dan Dua Belas Ipa Pertama...


Albany Adityama
Seperti namanya yang di awali oleh urutan pertama dalam huruf abjad dan nomor absennya yang pertama, dia adalah seseorang yang selalu berusaha untuk jadi yang pertama dalam hal apapun. Mungkin Tuhan telah berlebihan memberikan kepercaya-dirian di dalam dirinya, beberapa dari sikapnya sering kali membuat kami berlatih sabar, juga ucapannya yang terkadang begitu saja terucap dari mulutnya, namun dari semua itu aku percaya di dalam dirinya banyak sekali perhatian tulus untuk teman-temannya, perhatian kecil yang mungkin belum disadari oleh kami semua selama ini.
Bany, jangan lupa untuk menaruh doa di setiap mimpi karena doa dan mimpi adalah benih dari apa yang kamu semai nanti. Maafin aku ya. Terima kasih untuk setiap perhatiannya..


Larasati Muthia Anzala Rahma
Mungkin aku butuh banyak sekali kertas dan huruf untuk bisa menguraikan pikiranku saat ini tentang dia. Dia bukan saja menjadi bagian warna di dua tahun ini, tapi dia juga yang secara tidak sengaja mengajak aku untuk berubah menjadi yang lebih baik. Dia juga sahabat yang paling pintar memberikan inspirasi untuk menulis beberapa baris puisi, puisi diam yang selalu kami saling tukar, sekedar menunjukkan perasaan masing-masing. Mungkin karena dia, aku menjadi seseorang yang memiliki bahagia yang sederhana, bisa menulis dan bisa mencintai. Dia yang selalu membuat aku belajar bagaimana berinteraksi dengan orang banyak, bagaimana untuk percaya diri, bagaimana memimpin, dan bagaimana menutupi lemah tubuh ini agar membuat orang sekitar kami nyaman. Dia yang memberikan aku senyum cerianya ketika aku senang dan dia juga yang memberikan aku pundak untuk sekedar tangisan kekanak-kanakanku.
Yayas, sadar atau tidak sadar kamu banyak memberikan kuat dan inspirasi. Kita pernah memiliki ambisi yang sama dan harapan yang sama, aku tidak akan pernah melupakan. Aku beruntung memiliki teman pecinta sastra sepertimu dan aku tidak akan pernah bosan untuk membaca deretan puisi yang kamu ciptakan. Maafkan aku yang tidak pernah habis memiliki keluh, yang aku ceritakan kepadamu. Terima kasih untuk saling berbaginya...


Servin Putri Milavia
Beberapa dari kami mungkin berpikiran bahwa dia adalah seorang perempuan yang begitu cuek dan galak. Buat aku, sikapnya itu adalah bentuk dari sifatnya yang menyayangi. Aku akan selalu ingat bagaimana dia memarahiku kecil karena aku sakit, karena aku patah hati, dan karena aku bolos sekolah. Seorang perempuan yang begitu santai pembawaannya, humoris, dan juga pintar dalam kimia. Namanya unik seperti apa yang dia miliki. Seseorang yang mencintainya adalah salah satu orang yang pintar. Dia adalah orang yang cepat kesal apabila ada orang yang mencoba menyakiti hati orang lain, ini yang aku kagumi.
Epin, selalu jadi diri sendiri ya karena kamu unik, kamu lucu dan harus selalu lucu, maafin aku yang selalu bilang kamu orang Cina. Nggak akan ada orang lain yang bisa menunjukkan perhatian dan kasih sayang seperti caramu. Terima kasih untuk setiap marah sayang kamu...


Yunanto Hanif Hidayah
Untuk sebagian orang sepertinya adalah orang yang banyak diam. Diam yang dia tunjukkan tidak lain adalah sebuah potensi yang dia miliki. Seorang ketua Rohis di sekolah yang selalu memiliki senyum di bibirnya, aku rasa bibirnya hobi tersenyum. Dia adalah orang yang menurutku paling ikhlas menjalankan kegiatan dan tanggung jawabnya di organisasi. Aku rasa aku belum pernah mendengarnya mengeluh dan karena itu aku yakin dia adalah orang yang banyak memiliki ikhlas.
Hanif, huruf depan kita sama, aku harap aku bisa menjadi orang sepertimu, yang paham apa arti ikhlas. Suatu saat nanti aku percaya, Allah akan menyeimbangkan jawaban doa dan usaha yang telah kamu lakukan. Maaf aku banyak merepotkan dalam tugas. Terima kasih untuk diam yang begitu berarti...


Hanggara Aji Sakti
Ingin sekali aku tertawa setiap kali mengenang dia, tiga tahun dalam satu kelas, aku kira kami banyak memiliki canda dan kesal. Dia yang terkadang dikenal begitu sayang untuk mengeluarkan uang untuk suatu hal dan terkadang tidak bersikap dewasa. Dibalik dari semua itu, aku tau dia adalah seseorang yang selalu memiliki ambisi untuk sukses. Dia yang jarang memperhatikan seseorang, namun ternyata dia sangat peka untuk seseorang yang sedang kehilangan semangatnya.
Hanggara, kamu adalah orang berambisi, jadikan ambisi itu menjadi bekal untuk bisa membuat kamu menjadi lebih baik. Maaf aku yang suka menggoda dan bercanda. Terima kasih untuk tiga tahun ini...


Nuril Fajrin Nafiati Estu Putri
Dia tidak usah khawatir karena aku masih ingat untuk menulis nama panjangnya. Kami pernah selalu bersama dan berbagi. Banyak yang aku pelajari antara kita dan aku harap dia pun begitu. Tidak masalah sejauh apa jarak saat ini, aku harap ini yang terbaik agar kami saling meraih mimpi dan menjalani cara hidup kami masing-masing.
Put, setiap manusia butuh suara-suara lain untuk bisa membuatnya lebih baik, karena apa yang kita kerjakan tidak pernah selalu dalam jalan yang sudah dibuat oleh-Nya. Maaf untuk sikap selama ini, semoga kamu memiliki pengertian yang juga aku miliki. Terima kasih...


Ajar Fikri Tira Hamdani
Dia lebih dari sekedar teman biasa buatku, dia yang banyak memberikan waktunya untuk ceritaku, dan juga membuatku selalu menanti cerita di hari-harinya. Seorang laki-laki yang lucu dan pintar, tidak seperti orang pintar lainnya yang terlihat kutu buku, Ajar justru memperlihatkan dirinya yang konyol. Dia begitu baik dan selalu memberikan perhatian yang selalu membuat aku langsung tersenyum, menyadarkan aku bahwa aku memiliki sahabat baik sepertinya. Dia akan gigih berusaha mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dan juga berubah menjadi yang lebih baik. Mungkin sedikit terlihat labilnya ketika beberapa waktu kita bertukar cerita, namun aku percaya banyak sekali sisi dewasa yang telah menjadi sumber belajar untukku.
Ajar, aku selalu ada untuk kamu dan cerita kamu. Jangan terburu-buru untuk menentukan suatu keputusan, selalu pilih yang terbaik dengan resiko yang terkecil, dan jangan pernah berhenti menjadi sumber tawa teman-teman kamu. Kamu adalah salah satu alasan mengapa aku ingin selalu menjadi baik untuk teman-temanku. Maaf aku yang terkadang ngeyel. Terima kasih untuk telinga dan ceritanya...


Fahreza Aswin Kresnawan
Dia yang pernah aku amati di parkiran motor sebelah barat ketika aku kelas sepuluh. Entah seperti firasat atau apa, aku seperti memiliki perasaan bahwa aku akan mengenalnya lebih jauh. Ternyata Tuhan memberikan aku waktu untuk mengenalnya lebih jauh di kelas dua belas ini. Dia yang menjadi teman terdekat ketika aku belajar di bimbingan, aku yang selalu ingat untuk mengajaknya belajar bersama, dan aku juga yang selalu memarahinya. Dia juga sempat menjadi teman sebangku. Dia yang cuek dan sering kali membuatku kesal, namun aku selalu percaya dia adalah teman yang baik, teman dekat, dan teman yang lucu. Aku percaya ada saatnya dimana nanti dia akan lebih serius untuk bermimpi.
Win, aku tau aku galak sama kamu, aku suka marahin kamu, jauh dari itu semua aku peduli banget sama kamu. Jangan lupa untuk lebih serius karena kamu punya potensi  yang tidak boleh kamu sia-siakan. Maaf untuk marahnya aku. Terima kasih untuk waktu yang menemani belajar...


Laily Nurhasanah
Laily, menurutku dia adalah seorang Hanif versi perempuan, dia tidak pernah lupa untuk tersenyum setiap dia berbicara, sungguh beruntung dia diciptakan dengan Tuhan cara berbicara seperti itu. Laily yang diam dan sangat fasih menjelaskan hal-hal yang tidak aku mengerti. Jabatan tangannya yang begitu kuat, membuatku berpikir bahwa dia adalah seseorang yang kuat untuk menjaga apa yang dia miliki.
Lay, aku senang mengenalmu, mengajarkan aku beberapa cara berbicara yang baik. Semoga aku cukup menjadi baik untuk kamu. Maaf ya untuk salah aku. Terima kasih pengajarannya...


Muhammad Akbar Fathki
Aku tidak mengenal banyak tentangnya, namun aku dapat menyimpulkan beberapa yang mungkin saja benar. Akbar memiliki caranya sendiri untuk melakukan apapun, dia cukup mengetahui dengan santai apa yang dia butuhkan dan tidak, dan dia adalah seseorang yang pintar, juga dengan caranya sendiri. Dia yang selalu menjawab cuek dan to-the-point jika aku menanyakan sesuatu. Dia yang selalu membantu kami untuk masalah-masalah di laptop kami secara cuma-cuma.
Akbar, karena aku tidak tau apa yang kamu cita-citakan, aku hanya ingin berdoa agar kamu selalu menjadi yang lebih baik. Maaf aku yang banyak minta bantuan. Terima kasih bantuannya...


Shabira Dwi Fadillah
Dia bukan sekedar teman kami, tapi dia adalah adik kami. Seorang teman yang berperawakan mungil, putih, dan menggemaskan. Wajahnya yang manis dan tingkahnya yang kekanak-kanakan sering menjadi bahan ledekan teman-temanku. Shabira yang tidak pernah marah jika teman-temannya membohongi dan meledeknya. Dibalik sikapnya yang kekanak-kanakan, dia memiliki rasa peduli yang besar. Dia memiliki sisi bijaksana dan romantis dibalik tingkah lucunya.
Bira, kamu cantik dan juga pintar, kamu baik dan juga bijak. Jangan pernah bosan untuk berubah menjadi lebih dewasa dan jangan lupa untuk selalu menghibur teman-teman kamu. Maaf ya aku suka ngerjain kamu. Terima kasih untuk tawa dan perhatiannya...


Anna Ulfah
Mbak Anna, harusnya aku memanggilnya dengan sebutan namanya saja. Entah mengapa aku merasa bahwa sosoknya hadir sebagai seorang kakak perempuan yang begitu pantas untuk diteladani. Dia sering kali memberikan saran-saran yang berarti dan terbaik untuk pertanyaan dan keluh-kesah yang aku ceritakan kepadanya. Dia selalu mengajak aku perlahan untuk lebih bersabar dan menjauhi sifat-sifat yang dibenci Allah. Dia menjadi salah satu pendorong mengapa aku bisa berubah menjadi seperti ini. Semua pasti sependapat bahwa dirinya adalah perempuan yang begitu baik dan sholeha.
Mbak Anna, kamu itu telah banyak memberikan teladan yang baik dan saran penting selama ini. Selamat meneruskan perjalanan, semoga Mbak Anna mendapatkan yang terbaik. Maaf ya kalau aku banyak mengeluh. Terima kasih untuk teladannya...


Nabilah Inas Marko
Pada awalnya aku menganggapnya sibuk dengan urusannya sendiri. Namun, aku mengerti bahwa aku saja yang belum mampu untuk mengenalnya lebih jauh. Setelah beberapa bulan aku mengenalnya aku mulai dapat mendekatinya dan mengenalnya jauh. Bella, teman yang baik dan tidak ingin terlalu mendominasi suasana kelas, pembawaannya begitu tenang. Bella adalah seorang yang menyukai K-Pop dan pandai mendesign atau mengerjakan tugas TIK.
Bella, jangan pernah melupakan suasana kelas kita dan teman-teman kita. Selalu menjadi orang yang kreatif dan tenang. Maaf aku belum cukup mengerti kamu. Terima kasih atas bantuannya selama ini...


Rezki Ahmadi
Aku mulai mengenalnya dekat sejak kelas sebelas. Yang aku lihat sejak awal adalah seseorang yang asik dan baik. Semua terbukti ketika kami mulai sering bercanda dan sekedar saling meledek. Rezki itu adalah seseorang yang sering membuatku kesal, apalagi jika dia sudah mulai memukul dan mencubitku. Mungkin jika ada gelar teriseng dia akan menjadi sang juara. Namun aku mengerti, semua itu hanyalah bentuk kedekatan kami sebagai teman. Perhatian dia juga selalu ada untuk teman-temannya.
Rezky, yang selalu kesal setiap aku menulis namamu dengan “z” dan “y”. Jangan pernah berhenti memberikan perhatian dan bentuk keakraban untuk teman-teman kamu, karena mereka akan selalu nyaman ada di sisimu. Maaf ya kalau aku sering galak dan marah. Terima kasih untuk keisengan selama ini...


Ulfah Nur Rafidah
Upik, beberapa dari kami mungkin sepaham bahwa dia salah satu yang kekanak-kanakan di kelas. Walaupun terkadang emosinya yang kekanak-kanakan, aku percaya dia adalah seseorang yang selalu bermaksud baik untuk setiap orang. Perhatian lucu yang selalu diberikan justru membuat kami geli sendiri. Sahabat yang begitu baik dan penyayang, seseorang yang bertanggung jawab atas amanah yang diberikan, dan teman yang selalu menjaga. Dia selalu berusaha menjaga dan ada untuk temannya. Aku yakin dia adalah seseorang yang tidak pernah akan bosan untuk menjadi yang baik bagi teman-temannya. Dia juga seseorang yang mengenalkan aku banyak surga yang tersembunyi di Jogja, mengajak aku untuk mengenal jauh kenyamanan Jogja, dan semua yang diberikannya akan selalu menjadi kenangan yang manis dan membuatku tersenyum jika mengingatnya.
Piko, aku percaya kamu lebih dewasa dari apa yang aku bayangkan. Kamu akan selalu mendapatkan teman yang baik di luar nanti, karena mereka juga akan selalu beruntung memiliki teman seperti kamu. Banyak yang aku pelajari dari kamu, banyak yang aku tau dari apa yang kamu kenalkan, dan juga banyak yang aku rindukan nanti bila kita sudah tidak bisa bertemu setiap harinya. Keberadaan kamu di hari-hariku adalah warna, Pik. Aku rasa mereka juga berpendapat denganku. Aku akan selalu mengingat semua yang telah kamu berikan dan melakukannya istiqomah. Maaf aku belum bisa menjadi yang selalu baik, aku akan selalu berusaha. Terima kasih untuk warna baik dan hari-hari yang berarti...


Alun Rangga Erdianto
Sahabat. Aku rasa aku tepat mengatakannya seperti itu. Aku ingat ketika dia menganggap aku di awal kami saling mengenal. Menurutnya aku adalah seseorang yang susah untuk dimengeti dan dikenal. Semoga anggapannya telah berubah saat dia membaca tulisanku ini. Banyak cerita yang telah kami bagi satu sama lain, banyak saran yang kami berikan cuma-cuma untuk satu sama lain, dan akhirnya aku menyadari bahwa dia adalah seorang sahabat. Dia tidak pernah ragu untuk menegurku dan juga sekedar memujiku sedikit agar aku dapat memiliki semangat lagi. Aku mendapatkan banyak semangat dan pelajaran berarti dari dirinya. Belajar bersama, bercerita, duduk bersebelahan, saling menegur, bercanda, dan daftar ke universitas bersama. Bisa dibilang dia adalah sahabat seperjuangan masa depan dan cinta. Alun adalah seseorang yang penyayang dan sangat peduli kepada teman-temannya, terutama untuk orang yang dicintainya.
Lun, aku akan selalu ingat perjuangan kita selama ini, saran-saran kamu, semangat yang kamu kasih ke aku. Aku akan simpan semuanya sampai kapanpun dan suatu waktu bisa bertemu dengan cinta dan masa depan terbaik kita masing-masing. Aku mengenal kamu lebih dekat di kelas dua belas ini dan dalam waktu hampir setahun ini aku merasa beruntung dapat memiliki sahabat sepertimu. Jangan pernah berhenti untuk menjadi calon imam yang sukses dan sholeh, semangat dan doaku selalu ada untuk kamu. Maaf ya untuk waktu yang aku curi selama ini. Terima kasih semangat untuk berjilbabnya. Terima kasih untuk kesediaan kamu untuk menjadi sahabatku...


Anira Khansa Salma
Aku banyak belajar menjadi sabar, penyayang, dan lemah lembut dari dia, Mbak Rara. Aku mengaguminya dan hampir tidak menemukan hal buruk tentang dirinya. Dia yang selalu sigap untuk membantu teman yang sakit, selalu menanyakan keadaan teman, dan selalu memberikan kasih sayang yang sangat menyentuh. Kesabarannya selalu menjadi teladanku dan aku akan selalu mengingat sosoknya.
Mbak Rara, kebaikan yang kamu miliki hampir sempurna. Jangan pernah berhenti menyayangi kami. Maaf aku tidak cukup baik menyayangi Mbak Rara. Terima kasih untuk kasih sayangnya...


Milade Annisa Muflihaini
Mungkin jika apa yang diberikannya harus dibayar, aku akan jatuh miskin dan banyak hutang. Aku tak mampu menyebutkannya satu per satu apa yang sudah diberikannya. Kehadirannya sangat berarti dalam hidupku dan peranku sebagai hamba Allah yang harus selalu mengingat-Nya. Hampir dua tahun mengenalnya, dia menciptakan banyak sekali memori indah dan pelukan hangat yang mampu membuat aku menangis ketika aku menulis sekarang, tepat. Kebaikannya dan keluarganya terkadang membuatku iri sekaligus beruntung. Kehangatan yang selalu berusaha dia ciptakan adalah sifat terbaiknya. Dia juga seseorang yang aku kagumi, yang mampu menjaga hatinya untuk tidak membenci orang lain. Dia juga mengajakku untuk mengenal sudut spesial Jogja yang selalu menjadi tempat favoritku pada akhirnya. Dia yang sangat takut untuk menyakiti hati milik orang lain. Aku belajar untuk selalu istiqomah darinya.
Mila, kamu yang membantu aku untuk bisa menjadi lebih baik dan meninggalkan yang buruk. Kamu yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang sangat lebih dan membuatku terharu. Kamu yang begitu mudah memberi maaf dan meminta maaf. Entah harus seperti apa aku membalas kehadiranmu selama ini. Maaf untuk salah yang pernah aku ciptakan. Terima kasih telah mengajariku bagaimana mencintai seseorang dan mencintai Allah dengan baik...


Nastiti Sukma Dewi
Dia adalah seorang perempuan yang selalu membuatku tertawa dan tidak pernah sekalipun membuat orang-orang marah pada dirinya. Seseorang yang pintar dan juga humoris. Dia yang pintar dan tidak pernah sama sekali sombong atas kepintarannya. Dia yang begitu murah hati untuk membantu kami dalam kesulitan belajar.
Timon, kamu memberikan motivasi agar aku terus belajar dan memahami semua materi. Kamu juga yang tidak pernah sama sekali membuatku kesal dan juga sealu membuatku tersenyum. Maaf untuk candaku selama ini. Terima kasih untuk apa adanya Timon...


Dewi Rizzky
Dewi, muda dan pintar. Terkadang aku iri dengan kepintarannya dan malu dengan malas yang aku miliki selama ini. Keirianku ini membuatku untuk terus belajar dan aku tidak pernah sungkan untuk bertanya kepadanya, dia juga selalu membantuku untuk memahami pelajaran. Selama Ujian Nasional, dia yang selalu menggenggam tanganku dan menularkan semangat. Di akhir kami bersama, dia mampu memberikan kenangan yang manis dan berarti.
Dewi, adik yang pintar. Kamu muda namun kamu mampu membuatku termotivasi. Maaf untuk salahku selama ini. Terima kasih untuk pengajarannya...


Mukhes Sri Muna
Mengetik namamu membuatku tergitik. Andai saja semesta mengijinkan aku untuk sesukanya menulis, aku akan butuh waktu yang banyak untuk menguraikan satu per satu arti kehadiranmu. Entah harus seperti apa aku melukiskan sosokmu, karena seingatku aku pernah melakukannya di semester dua kelas sebelas. Sama seperti dulu, aku mengenal kamu sebagai laki-laki berbeda dari yang lain, kamu yang cuek, kamu yang keras, dan kamu yang sesuka kamu. Ternyata banyak waktu yang aku curi untuk sekedar memperhatikan kamu dan aku tidak sepenuhnya benar menilaimu di awal. Kamu berbeda dan menurutku benar, karena kamu yang pertama kalinya membuat ibuku tertawa karena teman laki-lakiku. Itu aku bercanda yang benar adalah karena kamu yang pertama kalinya menyadarkan aku bahwa ada seseorang seperti kerang, yang terlihat keras tapi memiliki mutiara indah dan lembut yang dimilikinya. Banyak hal yang membuatku kesal, kamu yang terkadang terlalu santai menghadapi masalah dan juga kamu yang begitu keras seperti batu. Namun, tanggung jawab, perhatian halus, kesetiakawanan, perlindungan, dan keberanianmu membuat kagum banyak orang. Mengajari aku bagaimana menerima seseorang bukan dari kelebihannya, tapi sosok utuh dirinya dan hidupnya. Mungkin aku tidak banyak mengetahui ceritamu dan memahami kamu, namun aku berharap aku cukup menjadi yang baik untuk kamu. Entah kamu tau atau tidak bahwa kamu yang telah banyak menginspirasi cara aku menyusun tulisan yang aku tulis. Entah mengapa, aku seperti ingin selalu ada dan menjadi baik untuk kamu, mungkin karena aku yakin kamu sahabat laki-laki yang begitu baik. Kamu juga yang banyak memberikan kenangan, bercanda, belajar, dan sekedar bertukar cerita. Aku yakin kamu yang begitu kuat dan memiliki banyak kemampuan akan mudah untuk membuat diri kamu dan orang-orang yang kamu cintai lebih dari sekedar bahagia, dan mereka akan selalu bersyukur pernah mengenalmu. Aku tidak pernah menyesal mengenal kamu. Tidak perlu khawatir, semua akan baik-baik saja seperti biasanya. Mungkin ini tidak semua. Maaf untuk sikap dan salahku selama ini. Terima kasih untuk kebaikanmu kepada keluargaku. Terima kasih untuk semua yang kamu ciptakan, Freaky Monster...


Fatmawati Mustofa
Mengenalnya adalah sentuhan yang baru dalam hidupku. Seorang perempuan yang selalu terlihat begitu repot. Seorang perempuan yang begitu apa adanya menerima seseorang dan menunjukkan dirinya kepada orang-orang di sekitarnya. Seorang teman yang selalu membantu di setiap kesulitan. Seorang pemimpin yang selalu tulus dan tanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Seseorang yang rela berkorban untuk teman-temannya dan tidak sama sekali perhitungan dengan apa yang dia korbankan. Dia yang selalu membuatku tidak percaya dengan apa yang dia lakukan, yang membuatku tertawa, yang mengajakku untuk melakukan hal-hal baru, mengenalkanku dengan cara menjalani hidup yang lain, yang sangat berkesan.
Fatma,  kamu yang selalu mengajakku berjalan melewati jalan yang belum aku kenal, mengenalkan aku dengan hal-hal yang tidak pernah aku kenal sebelumnya, dan memberikan aku kesadaran yang begitu berarti dalam hidupku. Jangan pernah berhenti untuk menjadi manusia yang baik bagi orang banyak. Aku mengagumi kepedulianmu dengan orang banyak. Maaf untuk ketidakbaikanku selama ini. Terima kasih untuk bimbingannya selama ini...


Zeirena Sukma Nindya
Namanya tidak pernah aku temukan sebelumnya, seperti sosoknya yang belum pernah aku temukan sebelumnya. Dia adalah seorang perempuan yang begitu dewasa dan gigih untuk meraih keinginannya. Seorang teman yang memperhatikan hal-hal kecil yang dimiliki teman-temannya. Seseorang yang selalu murah hati mengajarkan dan membantu teman-temannya, yang mau diajak bekerja sama. Dia selalu memberikan perhatian lucu untukku, yang datar namun begitu menyentuh hatiku. Dia yang menjadi saksi hidup menjalani masa-masa kelas tiga ini dengan memberikan banyak tawa yang membuatku selalu semangat. Dia yang selalu memiliki hal-hal baru di setiap apa yang dia kerjakan. Dia yang selalu berusaha total, yang mampu membuatku meneladaninya.
Renteng, kamu muda namun kamu mampu lebih dewasa daripada aku. Kamu muda namun kamu mampu membimbing aku. Kamu muda namun kamu selalu membuatku meneladani apa yang kamu miliki. Banyak sekali kebaikan yang kamu berikan untuk aku, semangat, perhatian, kasih sayang, marah, dan tawa. Maaf aku tidak bisa selalu menjadi baik. Terima kasih untuk kehadiran Rena selama ini...

Nih lirik lagunya :)

"I Won't Let You Go"


When it's black
Take a little time to hold yourself
Take a little time to feel around before it's gone
You won't let go but you still keep on falling down
Remember how you save me now from all of my wrongs
Yeah


If there's love just feel it
And if there's life we'll see it
This is no time to be alone, alone yeah
I won't let you go



Say those words
Say those words like there's nothing else
Close your eyes and you might believe
That there is some way out
Yeah



Open up
Open up your heart to me now
Let it all come pouring out
There's nothing I can't take



And if there's love just feel it
And if there's life we'll see it
This is no time to be alone, alone yeah
I won't let you go
(Won't let you go)
(Won't let you go)



If your sky is falling
Just take my hand and hold it
You don't have to be alone, alone yeah
I won't let you go
(Won't let you go)
(Won't let you go)



And if you feel the fading of the light
And you're too weak to carry on the fight
And all your friends that you count on have disappeared
I'll be here not gone, forever holding on

Monday, April 21, 2014

Detik dan Detak


Dua hal yang dipatenkan hak milik oleh-Nya


Detik waktu dan detak sumber cinta itu terus berjalan tak peduli, seolah-olah tidak ada yang bisa menghalanginya, yang menghentikan langkahnya.

Mereka tak peduli apakah manusia yang mereka peluk ingin berlama menikmati bahagia atau ingin segera mencari bahagia yang lain.

Detik waktu yang selalu terburu-buru menyeretku untuk meninggalkan bahagia dan yang sengaja membuat langkah lambat ketika ada luka yang sedang ternganga.

Memang tidak mungkin kau mengabadikan bahagia milikku ini, namun aku ingin sedikit saja untuk mengulur detikmu sekali ini saja, di kota ini.

Detik waktu yang terkadang terlihat begitu sayang kepadaku memberikan suatu detik untuk kucuri bersama teman-teman terbaikku, yang aku sayang.

Memang tidak pernah bisa aku curi detik milikmu selamanya, aku tidak ingin menjadi egois.


Detak sumber cinta yang tidak pernah lelah membiarkan aku tetap dalam dunia fana yang penuh dengan malaikat milikku.

Memang tidak mungkin aku membuatmu terus berdetak, membuatku abadi bersama apa yang aku miliki saat ini.

Detak sumber cinta yang penuh misteri atas ujung waktu dimana semua yang ada dalam tubuh ini kembali lagi kepada tanah.

Memang tidak pernah bisa aku menolak panggilan-Nya untuk pulang ke rumah di dunia yang tidak pernah aku pijak.


Aku akan terus berjalan walaupun terseret-seret

Aku akan terus berjalan walaupun dalam bimbang

Aku akan terus berjalan walaupun aku takut


Aku akan terus berjalan untuk-Mu

Sunday, April 20, 2014

Seperti Tahun Lalu

Perpustakaan Kota dan Hujan Tahun Lalu


Seperti tahun lalu,
Seperti hujan tahun lalu,
Seperti rasa yang berawal di tahun lalu,


Butir-butir air langit yang jatuh di siang kota mengajakku berteduh di perpustakaan yang telah menjadi saksi diam perjalananku.

Tahun lalu, ketika pendidikan belum terlalu menjerat kuat, kusempatkan sekali dalam seminggu untuk sekedar menciptakan tulisan dalam ruangan yang penuh buku itu.

Di sudut itu, di samping dinding kaca yang mengarah ke selatan, berhadapan dengan majalah dinding, aku menghabiskan banyak waktu sendiri atau bersama salah satu sahabat.

Aroma khasnya masih sama seperti tahun lalu, aroma buku tua yang terawat dan buku baru yang tertular aroma tua teman-temannya.

Pemandangan orang sekitar masih sama seperti tahun lalu, di lantai bawah yang memiliki beberapa bilik dan beberapa kursi meja juga beserta manusia yang bersahabat dengan buku dan di lantai atas yang penuh dengan mahasiswa atau mahasiswi yang berkelana bersama tugas akhirnya.

Aku masih mencintai tempat ini.

Aku tersadar, saat ini aku sedang bersama Laras dan Mila. Laras yang mendapatkan sebuah novel “Waktu Aku sama Mika” yang sudah dibacanya berulang kali dan juga satu novel lainnya, serta Mila yang memilih buku komedi, buku kumpulan diet dan buku psikologi.

Beberapa menit aku mencari, aku mendapatkan sebuah buku kumpulan puisi yang tua, yang memiliki kertas berwarna coklat muda sebagaimana buku tua biasanya dan juga novel “Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta”.

Sibuk dengan bukunya masing-masing, kami saling diam dan sesekali bercanda hingga membuat orang lain cukup kesal.

Selama membaca buku kumpulan puisi ini, aku tidak lupa mencatat beberapa kalimat beraroma yang kutemukan di dalamnya, aku abadikan juga di dalam buku kecil merahku yang bergambar hati.

Aku mengagumi mereka yang mampu mengubah kata sederhana menjadi sebuah barisan puisi-puisi yang bernyawa.

Kutemukan sebagian jiwa dari Odgen, John Clare, William Wordsworth, Philip Henry Savage, Lord Byron, Chino Masako, Jalaluddin Rumi, W.S Merwin, Juana Inez De La Cruz, Sophie Hannada, dan juga William Shakespare.

Aku menikmati seluruh isi buku itu yang dibagi beberapa bagian perjalanan mencintai, dari awal mencintai hingga kenangan yang tertinggal atas kepergiannya.

Membaca buku itu membawa aku berkelana kembali dengan cerita lama yang telah aku tinggalkan, merasakan sapanya kembali, dan mengajakku untuk menghidupkannya lagi dalam sebuah tulisan.

Aku sampai di akhir isi buku itu setelah aku meletakkan kata-kata di empat halaman buku kecilku.

Aku akan membagi beberapa potongan puisi suatu saat nanti, yang kuselipkan di antara rasa yang lain.

Novel satu lainnya tidak sempat aku baca karena aku tidak memiliki banyak waktu di tempat ini.

Melanjutkan perjalanan..

Aku kembali dengan meja makan dimana aku biasa menulis di rumah dan menemukan beberapa kata di halaman paling belakang buku kecilku...

“Karena satu-satunya yang bisa mengakhiri setiap cerita yang kamu tulis hanyalah kematian. Jangan berhenti menulis Hany Nurulhadi :)”

(Ada yang aku edit beberapa)
Perpuskot 19/4/14
Laras

Aku tersenyum ditemani cinta, Laras...


Friday, April 18, 2014

Sajak untuk Pergi

Satu
awal dari selamat tinggal



Diawali senja pertama milik kita
Hingga aku tidak sadar adanya rasa
Bersama waktu menjadikannya cinta

Selama ini,
Memandang lama rasa yang selalu menari
Yang telah berdiam lama di kalam hati
Menciptakan helai per helai memori

Di ruang malam bulan yang terang
Di hadapan jarak yang semakin menantang
Mengemas bahagia darimu untuk mengembalikannya pulang

Mungkin karena alasan hidup untuk selalu berjalan
Berkawan dengan harapan
Berteman dekat dengan kenyataan
Melawan keras sebuah kata perpisahan

Rasa dan memori telah menjadi sebuah buku
Ku tulis dengan dirimu yang menjadi inspirasiku
Ingin sekali membuat waktu menjadi beku
Membiarkan aku untuk selalu bisa melihatmu

Untuk Tuhan Yang Maha Cinta
Biarkan hati ini selalu memuja
Melatih harapan untuk berhenti mengada-ada
Menelantarkan rasa lama di hati saja

Karena kamu tidak pernah memberi janji
Juga aku yang tidak terlalu berambisi
Hingga benar utuh untuk memiliki

Kamu yang hanya berada dalam kamar mimpi
Yang teramat aku sayangi
Akan aku selalu jaga di sudut hati
Hingga suatu saat semua ini kembali


Bantu aku untuk mengemas kenangan tentangmu, bisa?