Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Saturday, February 1, 2014

Jika Kamu Menyukai Hujan

After The Rain
By: Adhitia Sofyan



If I could bottled the smell of the wet land after the rain
I’d make it a parfume and send it to your house
If one in a million stars suddenly will hit satellite
I’ll pick some pieces, they’ll be on your way

In a far land across
You’re standing at the sea
Then the wind blows the scent
And that little star will there to guide me

If only i could find my way to the ocean
I’m already there with you
If somewhere down the line
We will never get to meet
I’ll always wait for you after the rain


Jika kamu membenci hujan, kamu tidak pantas menyukai bau tanah basah yang dimiliki air langit itu

Jika kamu menyukai hujan, kamu tidak pernah mengeluh ketika air langit itu mengenai seluruh tubuhmu

Jika kamu menyukai hujan, kamu tidak pantas membenci rasa dingin yang diberikan air langit itu.

Jika kamu menyukai hujan, kamu tidak pantas menyesal pernah berada di antara air langit itu

Jika kamu menyukai hujan, kamu akan selalu menemukan apapun yang spesial di antara air langit itu

Aku selalu menemukan rasa spesial di tiap rintiknya

Sudahkan kamu temukan hujan spesial milikmu?

Hujan Tahun Lalu dan Cerita yang Baru

Hujan di Akhir Januari



Hari ini aku akan mulai bercerita tentang cerita yang baru. Banyak yang bilang bahwa semua hal dimulai dari melepaskan. Insya Allah aku sudah benar melepaskan dia yang dulu sempat spesial di hati ini.

Setiap sujud, aku hanya berdoa ditemukan dan dipisahkan untuk alasan yang terbaik. Setiap detiknya, aku bersiap untuk kehilangan apa yang aku harapkan. Namun, terkadang aku lupa menyiapkan untuk hal yang akan datang, hal yang baru.

Sekarang aku menemukan seseorang yang tanpa aku minta dan tanpa aku duga. Maha Pemberi Kejutan selalu memiliki cara yang mengejutkan. Aku menyukai kejutannya kali ini.

Dia datang beberapa bulan yang lalu dan tentu saja masih banyak membawa ragu. Lalu, aku dan dia sengaja atau tidak sengaja bertukar cerita hingga pada saatnya kita dipertemukan oleh waktu.

Hujan hari itu
Pada akhirnya kita memiliki waktu
Bersamamu di jalan Kota Istimewa ini
Dibawah rintik gerimis hingga rintik hujan yang terlewat spesial
Kamu, hari ini menyenangkan
Terima kasih atas kenyamanannya

Ditepi jalan itu kita berbagi cerita
Di antara air langit, kita mulai untuk saling mengerti
Aku menyukai ceritamu, semua cerita tentangmu
Aku menyukai cara bicaramu yang lucu itu
Aku menyukai cara kamu merapikan rambutmu
Aku menyukai cara kamu menatapku dan tersenyum padaku
Aku menyukai sikap kakumu yang lucu itu
Ternyata senyum dan tawaku begitu mudah bersamamu
Terima kasih atas apa yang kamu punya

Sungguh, kamu adalah yang pertama
Kamu yang berbeda dan membawa cerita yang berbeda
Kamu yang sesekali membuat aku kagum dan juga tersipu malu
Saat itu banyak pertanyaan dan perhatian sederhana yang begitu hangat
Kamu tau? Semua itu membuat hati ini seperti memiliki senyum
Entah ini apa
Entah dinamakan apa pertemuan pertama kali ini
 Di antara lampu-lampu kota dan udara khas yang dimiliki hujan
Semua tentangmu hari ini tidak pernah aku duga
Terima kasih untuk kehangatannya

Aku rasa, aku dan kamu adalah pemilik hujan di akhir Januari ini

Seharian bersamamu, berada di dekatmu, dan memperhatikanmu. Secara tidak disadari semua membuat aku nyaman. Obrolan, pertanyaan sederhana, canda, tawa dan senyummu itu berbeda. Kamu yang tidak pernah lupa dengan kewajiban ibadahmu. Kamu yang sedikit kaku tapi menyenangkan. Aku belum bisa memutuskan secepat ini bahwa kamu spesial atau tidak. Tapi aku pastikan, aku nyaman bersamamu dan menyukai sepenuhnya apa yang kamu miliki hari ini.

Terima kasih untuk perhatian yang menemaniku, menulis tentang apa yang terjadi pada hujan akhir Januari kali ini.

Tulisanku menanti cerita aku dan kamu selanjutnya. Semoga...

Untuk hujan, kamu memang hujan tahun lalu yang membawa beberapa kenangan dan memberi cerita baru pada akhirnya, cerita yang aku suka. Terima kasih...