Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Friday, November 21, 2014

Bukan Kembali


Sesuatu yang mungkin sedang direncanakan oleh jarak dan waktu,




Jarak itu lucu.
Jarak itu seperti mengajakku bercanda, bahkan meledek diriku.
Aku tidak tau apakah kamu beranggapan sama denganku atau tidak.

Jika masih boleh mengingat tahun itu,
Aku seperti berada dalam dimensi itu lagi, menulis tentang dirimu, menangisi perpisahan kita, dan menyesali keputusanku.
Menyedihkan memang, namun penuh rasa dan harapan pada saat itu.

Aku benci sekali dengan diriku yang meninggalkanmu.
Aku benci sekali menghadapi jarak ketika aku hanya mampu melihatmu dalam sedih, atau bahkan jenuh karena jauh yang aku ciptakan ini.
Aku benci dengan diriku yang tidak berada di sisimu, memelukmu, menyatukan jari-jemari kita berdua, saling menatap kemudian tersenyum, dan kebiasaan lainnya yang aku rindukan.
Aku benci sekali dengan keputusan aku untuk perpisahan yang kamu iyakan.
Aku benci dengan diriku yang terlalu mencintaimu.
Aku benci dengan diriku yang selalu menunggumu.


Dan setelah mereka datang kemudian pergi lagi, 
mereka yang belum mampu menempatkan singgasana yang kamu tinggalkan.
Jarak menyapaku kembali,
Dengan membawamu,

Mungkin ini permainan waktu,
Menemukan aku dan kamu dalam satu tempat dimana kita saling mencintainya.
Kembali?
Bukan. Kamu tidak menyusulku.
Kamu sedikit berbeda, kamu sedikit membuatku lelah untuk mengenalmu lagi.
Namun, semua itu tidak berarti apa-apa dibandingkan sesuatu yang masih aku jaga sampai saat ini.

Yang aku pikirkan di tengah-tengah rinduku padamu saat ini,
Sesuatu yang mungkin
sedang direncanakan oleh jarak dan waktu

...
...
...
...

Menemukan kita berdua tanpa menyatukannya.