Mencuri Waktu
Waktu, ijinkan aku mencuri beberapa dari kamu untuk
menulis rasa ini...
Untuk hujan di bulan Februari,
Di suatu detik kamu membuatku hangat bersama
seseorang yang baru saja datang di kehidupanku
Kamu yang membuatku tersenyum ketika kamu datang
bersamaan dengan angin di jantung kota istimewa ini
Kamu yang membuatku terjaga didekatnya menyusuri
setiap sudut kota ini
Kamu yang membawaku menikmati manisnya coklat dan
bagian utara kota ini lagi
Aku boleh rindu dengan datangnya seseorang yang
memperlakukan aku spesial?
Sekarang, dia datang bersama dengan cerita yang
baru
Dia tidak seperti yang sebelumnya, jauh, teramat
jauh, dia berbeda
Entah persisnya dia itu seperti apa di mataku
Beberapa perbedaan itu membuatku kagum, namun
terkadang ada yang membuatku meragu akan rasa yang ingin aku bangun ini
Lebihnya lagi, dia yang dulu tentu belum sepenuhnya
aku singkirkan, mungkin karena dia itu teramat spesial dan memang dia adalah seseorang
yang tidak untuk tergantikan
"Mengapa begitu sulit untuk melupakanmu? Mengapa sesulit aku menyadari cinta yang dulu aku berikan untukmu? Mengapa aku seperti menipu perasaanku sendiri untuk meyakinkanmu bahwa aku benar-benar meninggalkanmu? Mengapa tidak sedikitpun kamu mengerti? Mungkin kalimat "aku mencintaimu" itu terlalu berarti remeh di matamu? Yang tidak pernah kamu tau adalah bagaimana usahaku dan sakitku menyadari kalimat itu, yang tidak pernah kamu ingin mengerti sedikitpun. Aku tidak pantas dan tidak sepatutnya mengatakan itu, maafkan aku untuk semua surat yang kutulis untukmu, aku tidak mengerti lagi bagaimana aku menunjukkan rasa ini yang tidak mungkin aku pendam sendirian, yang mungkin membuatku cepat atau lambat sakit dan akhirnya mati rasa. Detik-detik perpisahan ini akan membawa kita ke muara yang lebih jelas dan semoga tidak ada lagi tanya antara kita. Aku salah karena aku yang mencintaimu. Cinta tidak pernah salah, aku yang awalnya berharap. Cinta tidak pernah lelah, aku yang mudah menyerah. Cinta tidak pernah lemah, aku yang tidak cukup memiliki kuat. Maaf, aku menyayangimu..."
No comments:
Post a Comment