Untuk dia yang aku persilahkan,
Awalnya aku hanya menemukan suatu
tempat dimana aku merasa nyaman dan tenang, kafe dimana aku bisa minum coklat
dengan suasana yang belum pernah aku temukan. Hingga pada saatnya aku mengenalnya
secara tidak sengaja, disana.
Aku datang untuk sekedar minum coklat dan melepas
lelah. Hingga pada saatnya, ternyata ada seseorang yang mengalihkan
perhatianku, itu dia. Dia yang lucu dan berbeda. Aku melihat senyum dan tingkah
lakunya dari pojok ruangan dimana aku duduk. Dia yang megambil perhatianku
malam itu, hingga aku tidak sadar telah lama terpaku olehnya. Aku rasa dia
sempat secara tidak sengaja menoleh ke belakang, ke arahku. Akhirnya aku pulang
membawa bayang-bayang sosoknya dipikiranku.
Sesuatu yang berbeda padaku,
disaat aku sedang diam dan secara tiba-tiba saja sosoknya hadir. Aku penasaran,
aku mencari semua tentang dirinya dan akhirnya aku mengenalnya dan dia
mengenalku.
Dia yang berbeda dan selalu
istimewa mulai memerankan perannya di hatiku. Hati yang belum rapi sebelum
akhirnya dia datang.
Hingga pada saatnya kita berdua,
aku dan dia berada dalam satu suasana dimana kita saling berbagi cerita dan
tawa. Di kafe itu, dimana aku mengenal dia pertama kali.
Sore hari, sejuk, dan rasaku. Aku
kira detak jantung ini dalam keadaan tidak normal sejak dia mengucapkan “Hai”
dan duduk didepanku. Awalnya aku terlalu naïf untuk mengeluarkan satu katapun,
aku yang masih merasa sedang bermimpi, bermimpi dia didepanku. Ini nyata, dia
dan aku berada pada satu meja, satu gelas coklat dan satu gelas jus.
Gerimis itu, akhirnya kita
berbagi cerita dan tawa…
Kamu,
Cara kamu bercerita, berekspresi
dan tertawa lepas. Aku suka semua itu dan ternyata kamu memang berbeda.
Cara kamu memainkan rambutmu, bicara
dan duduk semau kamu. Kamu cuek dan kamu spesial.
Cara kamu menyapa orang lain,
menjelaskan kehidupanmu dan memandang suatu hal. Kamu istimewa dengan caramu.
Aku hanya bisa tersenyum, menaruh
tangan dibawah daguku, menatapmu fokus dan memperhatikan setiap kata-kata di
ceritamu
Aku hanya bisa tertawa pasrah,
menutup mulutku dan sekedar memuji lelucon spontanmu.
Aku hanya bisa terdiam dan
terpaku pada setiap penjelasanmu mengenai suatu hal. Kamu yang memandang setiap
hal secara cuek, logika dan santai.
Lagi-lagi kamu menarik
perhatianku.
Awalnya aku hanya sekedar
mengagumimu, sungguh. Tapi sepertinya Tuhan menyetujui kagumku ini. Dia
mendekati kamu, ke arahku.
Awalnya aku memang tau kamu
berbeda. Ternyata kamu itu berbeda karena kamu istimewa dan spesial di mataku.
Mata hatiku…
Untuk kisah ini aku percaya pada
pandangan pertama. Awalnya aku mengenalmu karena kelucuanmu, sekarang aku
mengenalmu karena keistimewaanmu. Kamu berbeda dari yang lain, kamu yang dari
awal membuatku penasaran.
Aku terlalu malu untuk sekedar
bilang “Kamu spesial”. Aku juga terlalu sulit untuk menutupi senyumku ketika
aku memperhatikanmu. Sesederhana ini aku menitipkan rasaku diujung senyumku itu.
Hingga aku sadar, ternyata kita
disini itu adalah aku, kamu dan rasaku.
Mengawali cinta dengan cara
mengagumi. Mengikuti alur kisah ini dengan cara mengagumi.
Dan aku berharap, kamu mengerti
senyumku, senyum dimana aku titipkan rasaku ini untukmu. Kamu… Kamu yang
berbeda, spesial dan selalu istimewa. Kamu yang telah membiarkan hati ini mempersilahkan
kamu masuk.
No comments:
Post a Comment