Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Sunday, May 5, 2013

Hanya Cerita yang Terlewatkan


Untuk dia yang aku persilahkan,
Awalnya aku hanya menemukan suatu tempat dimana aku merasa nyaman dan tenang, kafe dimana aku bisa minum coklat dengan suasana yang belum pernah aku temukan. Hingga pada saatnya aku mengenalnya secara tidak sengaja, disana.

Aku  datang untuk sekedar minum coklat dan melepas lelah. Hingga pada saatnya, ternyata ada seseorang yang mengalihkan perhatianku, itu dia. Dia yang lucu dan berbeda. Aku melihat senyum dan tingkah lakunya dari pojok ruangan dimana aku duduk. Dia yang megambil perhatianku malam itu, hingga aku tidak sadar telah lama terpaku olehnya. Aku rasa dia sempat secara tidak sengaja menoleh ke belakang, ke arahku. Akhirnya aku pulang membawa bayang-bayang sosoknya dipikiranku.
Sesuatu yang berbeda padaku, disaat aku sedang diam dan secara tiba-tiba saja sosoknya hadir. Aku penasaran, aku mencari semua tentang dirinya dan akhirnya aku mengenalnya dan dia mengenalku.

Dia yang berbeda dan selalu istimewa mulai memerankan perannya di hatiku. Hati yang belum rapi sebelum akhirnya dia datang.

Hingga pada saatnya kita berdua, aku dan dia berada dalam satu suasana dimana kita saling berbagi cerita dan tawa. Di kafe itu, dimana aku mengenal dia pertama kali.

Sore hari, sejuk, dan rasaku. Aku kira detak jantung ini dalam keadaan tidak normal sejak dia mengucapkan “Hai” dan duduk didepanku. Awalnya aku terlalu naïf untuk mengeluarkan satu katapun, aku yang masih merasa sedang bermimpi, bermimpi dia didepanku. Ini nyata, dia dan aku berada pada satu meja, satu gelas coklat dan satu gelas jus.

Gerimis itu, akhirnya kita berbagi cerita dan tawa…
Kamu,
Cara kamu bercerita, berekspresi dan tertawa lepas. Aku suka semua itu dan ternyata kamu memang berbeda.
Cara kamu memainkan rambutmu, bicara dan duduk semau kamu. Kamu cuek dan kamu spesial.
Cara kamu menyapa orang lain, menjelaskan kehidupanmu dan memandang suatu hal. Kamu istimewa dengan caramu.
Aku hanya bisa tersenyum, menaruh tangan dibawah daguku, menatapmu fokus dan memperhatikan setiap kata-kata di ceritamu
Aku hanya bisa tertawa pasrah, menutup mulutku dan sekedar memuji lelucon spontanmu.
Aku hanya bisa terdiam dan terpaku pada setiap penjelasanmu mengenai suatu hal. Kamu yang memandang setiap hal secara cuek, logika dan santai.
Lagi-lagi kamu menarik perhatianku.
Awalnya aku hanya sekedar mengagumimu, sungguh. Tapi sepertinya Tuhan menyetujui kagumku ini. Dia mendekati kamu, ke arahku.
Awalnya aku memang tau kamu berbeda. Ternyata kamu itu berbeda karena kamu istimewa dan spesial di mataku. Mata hatiku…
Untuk kisah ini aku percaya pada pandangan pertama. Awalnya aku mengenalmu karena kelucuanmu, sekarang aku mengenalmu karena keistimewaanmu. Kamu berbeda dari yang lain, kamu yang dari awal membuatku penasaran.
Aku terlalu malu untuk sekedar bilang “Kamu spesial”. Aku juga terlalu sulit untuk menutupi senyumku ketika aku memperhatikanmu. Sesederhana ini aku menitipkan rasaku diujung senyumku itu.
Hingga aku sadar, ternyata kita disini itu adalah aku, kamu dan rasaku.
Mengawali cinta dengan cara mengagumi. Mengikuti alur kisah ini dengan cara mengagumi.
Dan aku berharap, kamu mengerti senyumku, senyum dimana aku titipkan rasaku ini untukmu. Kamu… Kamu yang berbeda, spesial dan selalu istimewa. Kamu yang telah membiarkan hati ini mempersilahkan kamu masuk.

No comments:

Post a Comment