Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Sunday, November 11, 2012

Jiwa itu dan malaikatnya-Sesuatu yang memberi batas


Malaikat itu tiba-tiba lupa membuat jiwa itu tersenyum.

Malaikat itu menjalani rencana Tuhan yang mengejutkan. Jiwa itu belum bisa mempersiapkan hatinya…

“Cinta itu nggak jalan sendirian.”

Lagi-lagi sesuatu yang memberi batas itu. Jiwa itu benci jarak.

Malaikat itu pergi, pergi menjaga jiwa lain yang dipilih Tuhan untuknya. Memberi senyum jiwa lain dan membuat cerita baru.

Malaikat itu seolah menjadi seseorang yang paling sangat amat mengecewakan.
Jiwa itu benci, kecewa dan kesal.

“Seperti ini kah rencana-Nya yang mengejutkan untuk kita? Aku belum siap!”

Jiwa yang tidak siap kehilangan itu harus menjauhi dan meninggalkan harapan, rencana dan janji yag dibuatnya dengan malaikatnya itu.

Semua berubah menjadi pahit dan rasa kecewa.

Mereka berjalan sendiri-sendiri.

Malaikat yang masih melanjutkan senyumnya bersama jiwa lain yang baru.

Jiwa yang kecewa itu masih mampu melanjutkan senyumnya di daerah Istimewanya.

Tuhan adil, Tuhan memberi surga kecil untuknya. Sekumpulan jiwa-jiwa yang membuatnya tersenyum dan tertawa renyah. Sekumpulan jiwa-jiwa yang lebih berpengalaman darinya.

Daerah Istimewa itu memberi cerita baru yang manis untuk jiwa itu.

Perlahan jiwa itu terima dengan rencana Tuhan yang mengejukan. Rencana Tuhan yang meminjamkan malaikatnya untuk jiwa lain yang lebih dekat dari malaikatnya itu. Meminjamkan itu yang dia anggap. 
Bodoh…jelas-jelas yang memiliki malaikat seutuhnya itu Tuhan.

Jiwa itu menerima. Akhirnya …

Malaikatnya adalah masa lalunya. Jiwa itu percaya masih ada malaikat-malaikat tanpa sayap lainnya yang masih disimpan Tuhan untuknya. Tuhan itu bijaksana. Tuhan akan mengirim malaikat pada waktu yang tepat.


“Malaikat, selamat menjalani rencana-Nya. Jaga jiwa yang lain itu. Aku disini juga akan melanjutkan senyum dan menanti duplikat-mu dikirim Tuhan untukku. Simpan baik-baik semua rasa dan senyum. Aku rindu tapi tak selamanya rindu harus bertemu. Rindu ini hanya beri tau pada Tuhan lewat doa dan sujudku”

Tak pernah memaksa waktu dan alur yang ditentukan oleh-Nya. Hanya doa dan kenangan cerita yang ada disini, bersamaku. ( @Hanynh Nov 3, 2012 7:37am)

Tuhan memberikan jarak itu tapi Tuhan juga menghadiahkan waktu. Waktu dimana nanti Tuhan akan mengambil jarak itu kembali. ( @Hanyhnh Nov 4, 2012 7:47am)

Waktu berhak membayar kesabaran atas orang-orang yang menunggu. Tuhan maha tau perjuangan dan keikhlasan hamba-Nya. ( @Hanynh Nov 4, 2012 7:38am)

No comments:

Post a Comment