Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Thursday, November 15, 2012

Bianglala, Senja, Cinta, dan Harapan


Bianglala, senja, cinta dan harapan.

Sejak kecil aku suka sekali bianglala.

Sedikit takut tapi menyenangkan.

Lalu?

Bianglala itu sebuah wahana. Layaknya jalan hidup yang membawa kita ke bagian paling bawah hingga bagian paling atas, berputar. Di bagian paling bawah, menyadarkan kita bahwa masih ada orang lain yang lebih tinggi dari tempat kita berada. Dibagian paling atas, menyadarkan kita untuk selalu waspada pada ketinggian itu dan menyadarkan bahwa suatu saat kita akan kembali ke bawah.

Senja itu menyambut malam dan menyapa esok. Layaknya cerita dan kenangan, cerita yang berjalan tidak menutup kemungkinan akan berhenti dan berubah menjadi kenangan. Simpan lah kenangan itu karena setidaknya masih memiliki. Dan pada akhirnya kita akan dihadiahkan cerita baru lagi oleh-Nya esok hari atau suatu saat nanti.

Cinta itu ketika aku menulis ini diiringi oleh kenangan kita dan rasaku yang masih ada untuk kamu.

Harapan itu ketika aku berharap suatu saat nanti kamu menghadiahkan mimpiku ini menjadi nyata, bersamamu, senja hari diatas bianglala,  kau memberi ciuman lembut itu dan saling menyilangkan jari kelingking kita untuk berjanji saling bersama.

Hingga saat ini aku masih menggenggam mimpi ini. Seseorang yang aku kira akan menemaniku untuk menggenggam mimpi ini bersama-sama sedang lupa. Dia pelupa, lupa mengukir senyum di wajahku. Lupa aku punya mimpi ini.

Sesuatu paling mahal dan paling menakutkan yang aku mau sekarang adalah … Aku mau kamu ada didekat aku sekarang. Jarak dan hati. @Hanynh/September 2, 2011/10:39

No comments:

Post a Comment