Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Saturday, November 16, 2013

Air Mata di hari Sabtu

Sedang Tersenyum




Hai Sabtu, masih ingat kamu dan aku di minggu lalu?

Ketika kamu membuatku menangis di lantai dua,

Ketika kamu membuat dua orang temanku menemaniku untuk menangis,

Ketika kamu mengakhiri semua harapanku yang tidak aku sadari.

Mungkin kamu berbaik hati, membiarkan aku mengerti apa yang belum aku ketahui.

Membuatku mengerti melalui sakit.



Tentang ambisi mengekori rasa,

Ego untuk memiliki?

Aku tidak menyadari bahwa jauh di sudut hati, aku ingin memilikinya.

Mungkin sebuah rasa bisa lebih kuat daripada sebuah ambisi.

Dan rasaku menutupi sebagian ambisi itu.


Tentangnya dan sakit milik aku,

Aku sakit karena diriku sendiri, egoku sendiri dan rasaku sendiri.

Kata salah seorang teman, “Tidak ada yang patut disalahkan.”.

Cinta tidak pernah salah. Namun, cinta terkadang tidak ditemani dengan keadaan yang tepat, kapan, dimana dan bagaimana cinta itu datang.


Aku tidak memadamkan rasa yang sudah ada.

Aku hanya mendiaminya tetap di salah satu sisi hati.


Aku tidak menguatinya, membuatnya tetap tumbuh.

Aku hanya mendiaminya tetap di salah satu sisi hati.


Aku tidak pernah dan tidak ingin membenci rasa ini, apalagi untuk membenci dia. Dia, seseorang yang ditujukan oleh rasa ini.

Sabtu, setelah seminggu ini. Aku, seseorang yang menggantungkan rasa pada harapan semu cukup berhasil membiarkan rasa itu lepas dari semua harapan yang digantungkan.

Lalu apa yang harus aku lakukan?

Soal menunggu?

Bukan perkara yang mudah untuk menunggu seseorang yang sebelumnya tidak memberi satu janji sekalipun kepada kita.

Suatu saat nanti, entah iya atau tidak, aku masih tepat berada di belakangnya, memperhatikan setiap inci bayangannya.

Sabtu, aku tidak pernah menyesal pernah menitipkan air mata dan sakitku denganmu.

Ya Allah,

Aku sakit untuk mengerti dan menerima

Aku sakit untuk merelakan dan mendoakan

Aku sakit untuk senyumku dan senyumnya

Aku sakit untuk menciptakan bahagia

Aku percaya

Amin


No comments:

Post a Comment