Selamat
malam, September.
Sebelum
kata-kataku bermain bebas, izinkan aku untuk berterima kasih kepadamu untuk setiap
hari, jam, menit dan detik yang terasa begitu singkat.
Beberapa
minggu yang lalu...
September,
kamu datang berduru-duru dengan banyak gumpalan cerita yang
harus aku uraikan satu-persatu. Hingga aku hampir lelah. Menguraikannya,
memaknainya dan menyatukannya lagi agar menjadikan sebuah arti.
September,
kamu juga memberiku banyak kejutan-kejutan manis hingga pahit sekalipun.
September,
kamu berhasil mengajakku berkeliling di setiap sudut hatiku.
Meyakinkanku
bahwa ada seseorang yang menempati di sudut spesial.
Sosoknya jelas, namun terkadang membuatku ingin mundur. Kamu berhasil membuatku
bingung, September.
Di
akhir-akhir kamu bersamaku, kamu memang seperti musuh.
Membiarkanku
ditemani oleh beberapa sakit yang begitu halus.
Katakan
bahwa Oktober tidak akan membiarkanku seperti itu.
Cukup,
September.
Terima
kasih untuk hari-hari yang berselimut tawa, senyum dan air mata.
Terima
kasih untuk hal-hal mistis yang membuatku cukup
gelisah.
Terima
kasih sudah menemaniku untuk membuat banyak surat yang
hanya mampu aku tulis dengan sepuluh jari tangan, sepasang mata dan satu hati
ini.
Menemaniku
untuk membisikkan
rasa
secara perlahan.
Aku
bahagia masih bisa berada di pelukanmu di tahun ini.
Longgarkan
pelukanmu, aku akan melanjutkannya bersama bulan setelah kamu.
Tiga
puluh hari. Hampir.
Tugasmu
akan selesai, September.
Selamat
bertemu lagi tahun depan, dimana nanti kamu mungkin menemukanku dengan berbagai
hal yang baru, menemukanku memikul kenangan. Lagi.
Aku
rasa September selalu menciptakan kenangan sejak dulu.
September
pencipta kenangan, terima kasih.
No comments:
Post a Comment