Pada suatu hujan tanpa nama aku jatuh
cinta kepadamu.
Kamu, dulu aku pernah
bicara soal hujan dan rasa. Aku yang jatuh cinta kepadamu begitu saja seperti
hujan.
Awalnya, hanya hujan
yang membantuku untuk menampung segala cerita.
Dulu, aku sering
bercerita kepada hujan, aku katakan padanya bahwa kamu telah memenangi hatiku,
secara tidak sengaja.
Dalam hujan itu
kutemukan namamu dan rasaku.
Mengeja namamu bersama
doa dan hujan.
Mengingat dan menulis
tentang kamu ditemani dengan aroma hujan.
Namun sekarang, hujan tak
lagi turun untuk menemani.
Mungkin...
Karena hujan tau, hujan boleh saja
reda. Tapi tidak untuk rasaku.
No comments:
Post a Comment