Beruntung.
Selamat bertemu lagi,
semoga tidak lelah membaca suratku.
Hari ini aku berbincang
bersama dua orang yang masing-masing sudah saling bertukar rasa. Aku memang
bahagia melihat mereka saling tersenyum lucu, menunjukkan perhatian dan tatapan
yang saling menghangatkan, namun ada kepingan kecil sedih yang tiba-tiba
menerobos masuk perasaanku.
Mereka begitu hangat
dan lucu.
Mereka yang saling
jatuh cinta dan saling mengetahui rasa itu.
Mereka
beruntung, Allah sudah mulai mempersilahkan hati mereka berdua dalam satu rasa
yang sama dan jelas.
Sedangkan aku? Aku
hanyalah setengah pasang dengan timbunan rasa yang masih terlalu takut untuk
bersuara, masih mencari sendiri apa maksud hati ini yang tiba-tiba saja
mengarah pada seseorang secara tidak sengaja.
Tapi aku yakin, aku
tidak jatuh pada seseorang yang salah.
Kamu berbeda dan
membuatku merasa berbeda. Entah kenapa.
Di luar sana mungkin
banyak yang menyimpan kagum kepadamu. Namun aku merasa jauh lebih beruntung
memiliki rasa yang aku miliki seperti ini, rasa yang berbeda jauh dengan mereka
yang mungkin juga jatuh kepadamu. Aku yakin itu karena aku melatih sendirian
rasa ini untuk berdiri.
Rasa
dalam diam terkadang adalah rasa yang terlalu malu, takut atau indah sekalipun
untuk bisa bicara.
Aku jatuh kepadamu
dengan kemasan-kemasan rasa dan hati yang telah sedemikian rapi.
Aku tidak pernah peduli
dan tidak pernah menengok lagi apa yang pernah aku dan kamu tinggalkan dulu. Iya,
masa lalu.
Aku jatuh kepadamu
tidak mengenal resiko dan masa lalu.
Aku jatuh kepadamu
hanya mengenal kamu sebagai kamu, apa adanya kamu.
Aku sudah kenal dekat
dengan rasa kecewa.
Tidak perlu takut untuk
membuatku menangis, karena air mata bukan lah hal yang aku takuti.
Yang aku takut adalah
jika nanti wajahmu tidak lagi berhias senyum.
Senyum lah dan... aku beruntung.
Suratku untuk-Nya:
Jika memang dia bukan
untuk menemaniku, berilah beberapa waktu untuk bersamanya sebelum akhirnya
nanti aku biarkan rasa ini untuk diam selama-lamanya. Jatuhkan lah senyum di
wajahnya dan kekuatan di tubuhnya. Amin.
Tuhan memiliki rencana yang mungkin lebih indah han, percaya bahwa Tuhan bertindak sesuai dengan prasangka hamba-Nya :)
ReplyDeleteAamiin, makasih ya upik hehe ini bukan bagian dari galau loh ya :)
Deletetapi sedikit curahan hati :)
Deletehanya mengikuti tangan dan hati ini saja mil... :)
ReplyDelete