Jika pada akhir waktu, rasa hati tidak aku ungkapkan, aku akan tetap berusaha membuatnya hidup dalam tulisan-tulisanku.

Monday, September 2, 2013

Surat yang Keempat

Beruntung.



Selamat bertemu lagi, semoga tidak lelah membaca suratku.

Hari ini aku berbincang bersama dua orang yang masing-masing sudah saling bertukar rasa. Aku memang bahagia melihat mereka saling tersenyum lucu, menunjukkan perhatian dan tatapan yang saling menghangatkan, namun ada kepingan kecil sedih yang tiba-tiba menerobos masuk perasaanku.

Mereka begitu hangat dan lucu.

Mereka yang saling jatuh cinta dan saling mengetahui rasa itu.

Mereka beruntung, Allah sudah mulai mempersilahkan hati mereka berdua dalam satu rasa yang sama dan jelas.

Sedangkan aku? Aku hanyalah setengah pasang dengan timbunan rasa yang masih terlalu takut untuk bersuara, masih mencari sendiri apa maksud hati ini yang tiba-tiba saja mengarah pada seseorang secara tidak sengaja.

Tapi aku yakin, aku tidak jatuh pada seseorang yang salah.

Kamu berbeda dan membuatku merasa berbeda. Entah kenapa.

Di luar sana mungkin banyak yang menyimpan kagum kepadamu. Namun aku merasa jauh lebih beruntung memiliki rasa yang aku miliki seperti ini, rasa yang berbeda jauh dengan mereka yang mungkin juga jatuh kepadamu. Aku yakin itu karena aku melatih sendirian rasa ini untuk berdiri.

Rasa dalam diam terkadang adalah rasa yang terlalu malu, takut atau indah sekalipun untuk bisa bicara.

Aku jatuh kepadamu dengan kemasan-kemasan rasa dan hati yang telah sedemikian rapi.

Aku tidak pernah peduli dan tidak pernah menengok lagi apa yang pernah aku dan kamu tinggalkan dulu. Iya, masa lalu.

Aku jatuh kepadamu tidak mengenal resiko dan masa lalu.

Aku jatuh kepadamu hanya mengenal kamu sebagai kamu, apa adanya kamu.

Aku sudah kenal dekat dengan rasa kecewa.

Tidak perlu takut untuk membuatku menangis, karena air mata bukan lah hal yang aku takuti.

Yang aku takut adalah jika nanti wajahmu tidak lagi berhias senyum.


Senyum lah dan... aku beruntung.


Suratku untuk-Nya:

Jika memang dia bukan untuk menemaniku, berilah beberapa waktu untuk bersamanya sebelum akhirnya nanti aku biarkan rasa ini untuk diam selama-lamanya. Jatuhkan lah senyum di wajahnya dan kekuatan di tubuhnya. Amin.



4 comments:

  1. Tuhan memiliki rencana yang mungkin lebih indah han, percaya bahwa Tuhan bertindak sesuai dengan prasangka hamba-Nya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, makasih ya upik hehe ini bukan bagian dari galau loh ya :)

      Delete
  2. hanya mengikuti tangan dan hati ini saja mil... :)

    ReplyDelete